Hari itu bulan Desember akhir, kakakku dan anaknya menginap dirumahku dan hari itu saya sedang tidak ada jadwal uts. Saya senang bermain dengan anak kecil dan rumahku hari itu ramai sekali. Karena hari itu sedang libur, saya tidak menggunakan motor untuk pergi ke kampus dan juga saya tidak menggunakannya untuk keluar rumah.
Malam haripun tiba, motor saya dan ayah saya selalu diparkir di teras rumah dengan ditutupi tikar dan kondisi pagar yang terkunci rapat serta di gembok. Malam-malam sebelumnya kedua motor itu selalu aman jika diletakkan di teras karena posisinya yang berdekatan dengan kaca kamar ayah saya. Malam itu anaknya kakak saya nangis terus dan membuat ayah, ibu serta kakak saya harus bolak-balik bangun dari tidurnya. Malam itu saya tidur pulas sampai tidak mendengar tangisan keponakan saya.
Jam 5 pagi saya bangun, solat kemudian belajar untuk UTS. Saat saya sedang membaca materi tiba-tiba ibu saya membuka pintu kamar saya dengan berteriak sangat keras berkata “Nurul motor kamu hilang!”
Saya sangat panik dan segera loncat dari kasur kemudian lari ke teras rumah. Saya lihat pintu pagar rumah saya terbuka lebar dan hanya tersisa motor ayah saya saja. Motor saya hilang dan itu motor pun belum lunas dari cicilannya. Ibu saya terlihat shock sedangkan ayah terlihat tenang. Ayah hanya berkata “yasudah bukan rezeky kamu, masih cicilan ini masih bisa dapat asuransi” perkataan ayah saya cukup membuat saya dan ibu saya tenang. Hari itu juga ayah dan ibu mengurus kehilangan ke kantor polisi dan tempat pembelian motor. Saya saat itu tidak fokus uts karena kejadian hilangnya motor yang biasa saya pakai untuk pergi ke kampus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar