Jumat, 22 Maret 2013

Indek Prestasi dan Penulisan Ilmiah

   IP dan PI inilah yang lagi ramai diperbincangkan di kelas saya. Dua kata yang selalu membuat mood hilang saat kita ingat. Dua kata yang membuat sakit kepala dan galau. Saat IP atau indeks prestasi keluar di studentsite banyak yang menyesali nilai mereka termasuk saya. IP saya turun 0,07 entah ini salah saya yang kurang belajar atau memang salah dosen yang mengajar? Karena rata-rata dikelas saya nilainya turun.         
   Apapun itu saya masih bersyukur karena tidak ada nilai C walaupun nilai saya terjun. Tidak akan ada habisnya kalau membahas IP dan saya berusaha melupakan hal itu lalu fokus pada apa yang ada di depan mata yaitu PI (penulisan ilmiah). Lagi-lagi dua kata ini menjadi tingkat kegalauan tertinggi para mahasiswa tingkat 3 apalagi yang dosen pembimbingnya minta berbagai macam judul. Ada dosen pembimbing yang selalu meminta fitur kelebihan dan ada juga dosen pembimbing yang tidak memberi kepastian diterima atau ditolaknya judul kami. Dan obrolan yang sangat sering dijadikan topik di kelas sekarang adalah membahas PI sampai-sampai melupakan tugas-tugas lain yang ada. Semoga dengan target dan usaha yang maksimal kami dapat menyelesaikan PI dengan baik dan tepat waktu. Satu lagi semoga semester depan IP bisa naik kembali.

PILIHAN ORANG TUA

   Sejak saya duduk di bangku SMP dulu, saya sangat dekat dengan Ayah dan Ibu saya. Apapun yang Ayah dan Ibu saya mau selalu saya turuti. Saat kelas 3 SMP saya ingin sekali melanjutkan sekolah SMA 1 negeri tambun namun Ayah saya melarang karena dulu tidak ada angkutan umum yang melewati depan sekolah itu. Ada angkutan yang hanya berhenti depan gang dan jalannya harus sangat jauh. Dan akhirnya saya tidak diperbolehkan sekolah disana padahal nilai rapot saya sudah mencukupi untuk jalur khusus. Ayah dan Ibu saya berdebat membicarakan sekolah saya, Ayah ingin saya masuk SMK sedangkan Ibu menginginkan saya masuk SMA. Akhirnya saya mengikuti Ayah saya, saya mencoba tes di SMK Telkom Jakarta. Setelah melalui tes ternyata saya tidak lulus, betapa kecewanya Ayah saya. Lalu saya mengatakan kepada Ayah bahwa saya ingin sekolah farmasi karena saya dulu suka melihat orang meracik obat. Namun sekolah farmasi yang saya mau sudah tidak membuka pendaftaran, yang buka hanya sekolah farmasi swasta yang biayanya sangat mahal. Saya sudah lelah hingga akhirnya saya menuruti lagi kemuan Ayah untuk bersekolah di SMK pariwisata. Sempat terlintas dipikiran saya ini bukan yang saya mau tapi saya terus menjalaninya sebagai tanda terimakasih saya terhadap Ayah Ibu dan saya tak ingin mengecewakan mereka. Waktu terus berjalan saya mampu mengikuti pelajaran dengan baik dan sempat dikirim ke Surabaya untuk perwakilan sekolah lomba olimpiade sains. Hingga saya lulus saya masih bisa membuat bangga kedua orangtua, saya mendapat lulusan terbaik kedua dalam sekolah itu pada saat wisuda. Saya sudah bekerja sebelum saya lulus, dan setelah saya lulus saya merencanakan dengan teman-teman saya untuk kuliah di sekolah pariwisata di Bandung. Ayah saya tidak mengizinkannya lagi dengan alasan jauh dan ayah saya tidak mau saya berkecimpung di dunia pariwisata lagi. Saya sempat berfikir hidup saya saat itu seperti dipermainkan oleh Ayah saya, saat saya sudah mulai suka dengan sekolah pariwisata kenapa saya tidak boleh melanjutkannya. Saya terus mencoba menuruti semua kemauan Ayah, karena Ayah ingin melihat anaknya sekolah tinggi sedangkan kakak saya sudah menikah. Jadi saya yang harus mengikuti kemauan Ayah, walaupun sebenernya berat untuk menjalani semuanya. Saya mencoba tes di sekolah tinggi pajak dan perguruan tinggi yang berjurusan akuntansi karena Ayah saya dulu kuliah mengambil jurusan tersebut. Setelah mencoba tes dimana-mana saya tidak lolos, hingga akhirnya Ayah meminta saya masuk universitas gunadarma dengan jurusan boleh saya yang memilih. Saya konsultasi dengan guru saya waktu SMK dulu dan beliau menyarankan saya mengambil jurusan system informasi. Alhamdulillah sampai saat ini saya mampu mengikuti mata kuliah di jurusan system informasi ini walaupun dasar saya adalah sekolah pariwisata. Semoga kedepannya saya dapat terus membuat bangga Ayah dan Ibu dengan prestasi-prestasi yang ada.

EYANG

   Eyangku berumur 63 tahun, ia adalah seorang perias pengantin. Sejak ibuku SMA, eyang sudah bekerja sebagai perias. Ia orang yang sangat aktif dan pintar. Hingga umurnya yang sekarang ia masih suka berpergian jauh sendirian. Jika aku lihat nenek-nenek yang usianya sudah menginjak 60an hanya berdiam di rumah tetapi eyang tidak. Ia tidak mau diam dirumah karena kegiatannya yang banyak dan sangat aktif. Ia sering tidak dirumah pada hari sabtu dan minggu karena pekerjaannya sebagai perias. Eyangku masih terlihat muda, aku senang melihat wajahnya yang cerah dan damai. Eyang tinggal sendiri dirumahnya, semenjak tanteku pindah ke kontrakan baru. Terkadang aku tidak tega melihat eyang hanya tinggal sendirian. Aku biasa menginap dirumahnya untuk beberapa hari, ia sangat senang jika cucunya menginap. Sayangnya tugas kuliahku banyak dan ibuku tidak ada yang membantu dirumah, jadi aku tidak bisa tinggal terus dengan eyang. Terkadang eyang main kerumahku, kami senang atas kedatangan eyang karena ia selalu menceritakan banyak pengalaman yang telah dilaluinya. Semua cucu-cucunya selalu dimanja dan dekat dengannya. Eyang tidak pernah pilih kasih, semua sama dimata eyang. Eyang adalah orang yang paling terbaik dan menjadi inspirasi hidupku. Semoga eyang selalu diberikan kesehatan dan panjang umur.

Penulisan Ilmiah

Sudah cukup lama saya merencanakan judul untuk penulisan ilmiah, ada 3 judul yang saya akan ajukan yaitu aplikasi peta lokasi bank, aplikasi kumpulan lagu wajib dan aplikasi cara membaca untuk anak 5 tahun. Setelah sudah bertanya kepada kakak senior banyak masukan yang bilang bahwa pembuatan aplikasi peta lokasi bank lebih mudah. Saya pun mulai yakin dengan judul saya yang satu ini. Hari senin yang ditunggu-tunggu pun tiba yaitu hari dimana kita bisa tatap muka dengan dosen pembimbing yang akan membimbing kita selama penulisan ilmiah. Dosen pertama pun datang dan memanggil nama-nama yang masuk dalam bimbingannya. Saya masih menunggu karena nama saya tidak ada dalam daftar nama yang pertama. Tidak lama kemudian dosen kedua pun datang, kami mulai memasuki kelas dan merasa gugup. Dosen ini mulai memperkenalkan diri dan ternyata beliau jurusan IT. Beliau memperbolehkan kami untuk membuat apa saja, tetapi harus mempunyai kelebihan. Saat saya bertanya tentang judul saya yang membuat aplikasi peta lokasi bank, beliau meminta saya harus menambahkan fitur yang menonjol dan sejak saat itulah saya tidak tau lagi harus berbuat apa. Beliau memberikan waktu seminggu untuk memikirkan kelebihan dari aplikasi yang akan kami buat. Saya memikirkan lagi judul yang harus saya buat agar diterima oleh dosen pembimbing saya itu. Semoga saja semuanya dapat berjalan lancar dan penulisan ilmiah saya selesai tepat waktu.