Sejak saya duduk di bangku SMP dulu, saya sangat dekat dengan Ayah dan Ibu saya. Apapun yang Ayah dan Ibu saya mau selalu saya turuti. Saat kelas 3 SMP saya ingin sekali melanjutkan sekolah SMA 1 negeri tambun namun Ayah saya melarang karena dulu tidak ada angkutan umum yang melewati depan sekolah itu. Ada angkutan yang hanya berhenti depan gang dan jalannya harus sangat jauh. Dan akhirnya saya tidak diperbolehkan sekolah disana padahal nilai rapot saya sudah mencukupi untuk jalur khusus. Ayah dan Ibu saya berdebat membicarakan sekolah saya, Ayah ingin saya masuk SMK sedangkan Ibu menginginkan saya masuk SMA. Akhirnya saya mengikuti Ayah saya, saya mencoba tes di SMK Telkom Jakarta. Setelah melalui tes ternyata saya tidak lulus, betapa kecewanya Ayah saya. Lalu saya mengatakan kepada Ayah bahwa saya ingin sekolah farmasi karena saya dulu suka melihat orang meracik obat. Namun sekolah farmasi yang saya mau sudah tidak membuka pendaftaran, yang buka hanya sekolah farmasi swasta yang biayanya sangat mahal. Saya sudah lelah hingga akhirnya saya menuruti lagi kemuan Ayah untuk bersekolah di SMK pariwisata.
Sempat terlintas dipikiran saya ini bukan yang saya mau tapi saya terus menjalaninya sebagai tanda terimakasih saya terhadap Ayah Ibu dan saya tak ingin mengecewakan mereka. Waktu terus berjalan saya mampu mengikuti pelajaran dengan baik dan sempat dikirim ke Surabaya untuk perwakilan sekolah lomba olimpiade sains. Hingga saya lulus saya masih bisa membuat bangga kedua orangtua, saya mendapat lulusan terbaik kedua dalam sekolah itu pada saat wisuda. Saya sudah bekerja sebelum saya lulus, dan setelah saya lulus saya merencanakan dengan teman-teman saya untuk kuliah di sekolah pariwisata di Bandung. Ayah saya tidak mengizinkannya lagi dengan alasan jauh dan ayah saya tidak mau saya berkecimpung di dunia pariwisata lagi. Saya sempat berfikir hidup saya saat itu seperti dipermainkan oleh Ayah saya, saat saya sudah mulai suka dengan sekolah pariwisata kenapa saya tidak boleh melanjutkannya.
Saya terus mencoba menuruti semua kemauan Ayah, karena Ayah ingin melihat anaknya sekolah tinggi sedangkan kakak saya sudah menikah. Jadi saya yang harus mengikuti kemauan Ayah, walaupun sebenernya berat untuk menjalani semuanya. Saya mencoba tes di sekolah tinggi pajak dan perguruan tinggi yang berjurusan akuntansi karena Ayah saya dulu kuliah mengambil jurusan tersebut. Setelah mencoba tes dimana-mana saya tidak lolos, hingga akhirnya Ayah meminta saya masuk universitas gunadarma dengan jurusan boleh saya yang memilih. Saya konsultasi dengan guru saya waktu SMK dulu dan beliau menyarankan saya mengambil jurusan system informasi. Alhamdulillah sampai saat ini saya mampu mengikuti mata kuliah di jurusan system informasi ini walaupun dasar saya adalah sekolah pariwisata. Semoga kedepannya saya dapat terus membuat bangga Ayah dan Ibu dengan prestasi-prestasi yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar