Senin, 27 Mei 2013

Reuni Ayah

     Sabtu kemarin saya ikut dengan ayah ke Serang Banten untuk reunian teman kuliahnya dulu. Perjalanan dari Bekasi ke Serang kira-kira 3 jam. Sampai dirumah temannya sudah banyak yang berkumpul. Mereka bernostalgia mengingat jaman waktu mereka kuliah dulu. Teman-teman ayah pun mengajak keluarganya juga untuk mengikuti reunian ini sehinnga saya juga kenal dengan anaknya dari teman ayah. Melihat teman-teman ayah yang rata-rata sudah sukses saya pun terus bertanya kepada ayah karena penasaran. Saya menanyakan apakah orang dapat sukses itu harus pintar sewaktu kuliahnya. Ayah hanya menjawab dahulu teman-teman ayah tidak ada persaingan di masa kuliahnya, semua saling membantu dan saling peduli. Dan kemungkinan mereka sukses adalah karena aktif dalam organisasi sewaktu kuliah dulu.
     Kami di ajak untuk ke kebunnya teman ayah yang bernama Ibu Ani, jaraknya kurang lebih 3km dari rumahnya. Sampai di kebunnya, terlihat beberapa pohon pepaya, buah naga, bengkoang, jambu, pertenakan ayam dan saung kecil. Asiknya melihat kebun yang dapat kita nikmati sendiri buahnya, kemudian kita memetik buahnya untuk dibuat rujak. Kami semua menikmati acara reunian ayah ini walaupun yang bersilaturahmi bukan hanya ayah dan teman-temannya saja tetapi keluarga-keluarga dari ayah dan teman-temannya.
      Tidak terasa waktu sudah sore dan kami pun harus kembali ke Bekasi, walaupun ada sebagian teman ayah yang memilih untuk menginap di rumah ibu Ani. Dari acara reuni ini saya mengambil kesimpulan bahwa silaturahmi harus tetap dijaga walaupun kita sudah sibuk dengan urusan masing-masing agar kita dapat bertukar pengalaman dan menambah informasi. Saya juga berharap semoga komunikasi saya dengan teman-teman sekarang ini dapat berjalan terus sampai lulus dan kita punya urusan masing-masing.

Sabtu, 18 Mei 2013

SOSOK KAKAK


Saya punya kakak yang bernama Annisa yang biasa dipanggil Mba Icha. Jarak umur saya dengan dia hanya beda 2 tahun. Saya sangat dekat dengannya, apapun yang kita alami pasti kita saling berbagi cerita. Mba icha itu kakak yang paling baik menurut saya, nasihat-nasihat dia selalu saya terima dengan baik. Lulus SMA kakak saya bekerja di suatu PT, saya merasakan kehilangan dia karena kesibukan dia yang sedang bekerja. Walaupun ia sibuk, ia tetap meluangkan waktunya untuk cerita dan berbagi pengalaman ke saya tentang kerjaannya di kantor.  Sehabis gajian ia selalu mengajak saya jalan-jalan dan membelikan apa yang saya inginkan. Ia juga membelikan untuk orang tua dan adik-adik saya.
Setahun Mba Icha bekerja, ia memutuskan untuk menikah. Saya masih merasakan dekat dengannya, saya masih sering bercerita apapun dan ia menceritakan ketegangan karena mau menikah. Saat malam harinya saya merasakan sedih karena ia mau menikah, entah kenapa saya sedih padahal seharusnya saya senang. Saat hari pernikahannya saya merasa senang melihat ia tersenyum bahagia di atas pelaminan. Keesokan harinya ia pamit bersama suaminya untuk tinggal dirumah barunya. Disini saya tidak bisa menahan air mata, saya menangis melihat Mba Icha pergi dengan suaminya. Saya tidak berani menatap ia waktu ia pergi dari rumah, saya hanya diam dikamar.
            Setelah beberapa hari saya baru menyadari mengapa saya sedih, saya sangat merasakan kehilangan sosok seorang kakak yang selalu membela, menasehati, melindungi dan temen cerita saya. Semenjak itu, saya selalu menerapkan itu ke adik-adik saya dan sekarang saya lah yang menjadi kakak yang paling tua di keluarga. 

Sabtu, 04 Mei 2013

Perkembangan Penulisan Ilmiah

  Tidak terasa hampir 3 bulan berlalu untuk mengerjakan Penulisan Ilmiah atau biasa disebut PI. Saya sudah mengerjakan aplikasi saya dengan bantuan teman-teman serta senior. Dengan banyak bertanya aplikasi saya pun sudah 50% terselesaikan. Saat bimbingan dosen pembimbing saya masih saja mempermasalahkan aplikasi. Beliau mau aplikasi yang sempurna padahal ini kan Penulisan Ilmiah bukan Aplikasi Ilmiah. Beliau berkata 2 minggu lagi aplikasi kami harus sudah jadi. 
  Minggu pertama pun tiba dan kami disuruh untuk memperlihatkan aplikasi kami seadanya. Saat menunggu giliran untuk konsultasi teman-teman saya bercerita bahwa Dosen pembimbing ini ingin menambahkan hal-hal yang aneh-aneh lagi dalam aplikasi kami, walaupun kami pikir aplikasi kami sudah cukup untuk penulisan ilmiah. Pada saat giliran saya untuk konsultasi, benar saja Beliau menambahkan fitur yang macam-macam untuk aplikasi saya. Dengan tambahan yang Beliau berikan, kami harus menyelesaikannya dalam 1 minggu ke depan. 
  Satu minggu yang saya lalui setiap harinya hanya duduk depan laptop dan berusaha untuk menampilkan aplikasi seperti yang dosen pembimbing minta. Hari ini saya menyelesaikan aplikasi saya untuk di perlihatkan kepada dosen pembimbing besok. Semoga saja besok dosen pembimbingnya langsung setuju dengan aplikasi yang sudah dibuat dan tidak menambahkan fitur yang macam-macam lagi. Penulisan saya pun terabaikan karena terlebih dahulu memfokuskan aplikasi daripada penulisan. Saya juga tidak mengerti mengapa anak sistem informasi penulisan ilmiah nya membuat aplikasi, sistem informasi kan menjurus kepada analisis. Apapun itu semoga saja penulisan ilmiah ini bisa selesai tepat waktu dan sidang nya lancar.

Motorku Hilang

   Hari itu bulan Desember akhir, kakakku dan anaknya menginap dirumahku dan hari itu saya sedang tidak ada jadwal uts. Saya senang bermain dengan anak kecil dan rumahku hari itu ramai sekali. Karena hari itu sedang libur, saya tidak menggunakan motor untuk pergi ke kampus dan juga saya tidak menggunakannya untuk keluar rumah. 
   Malam haripun tiba, motor saya dan ayah saya selalu diparkir di teras rumah dengan ditutupi tikar dan kondisi pagar yang terkunci rapat serta di gembok. Malam-malam sebelumnya kedua motor itu selalu aman jika diletakkan di teras karena posisinya yang berdekatan dengan kaca kamar ayah saya. Malam itu anaknya kakak saya nangis terus dan membuat ayah, ibu serta kakak saya harus bolak-balik bangun dari tidurnya. Malam itu saya tidur pulas sampai tidak mendengar tangisan keponakan saya. 
   Jam 5 pagi saya bangun, solat kemudian belajar untuk UTS. Saat saya sedang membaca materi tiba-tiba ibu saya membuka pintu kamar saya dengan berteriak sangat keras berkata “Nurul motor kamu hilang!” Saya sangat panik dan segera loncat dari kasur kemudian lari ke teras rumah. Saya lihat pintu pagar rumah saya terbuka lebar dan hanya tersisa motor ayah saya saja. Motor saya hilang dan itu motor pun belum lunas dari cicilannya. Ibu saya terlihat shock sedangkan ayah terlihat tenang. Ayah hanya berkata “yasudah bukan rezeky kamu, masih cicilan ini masih bisa dapat asuransi” perkataan ayah saya cukup membuat saya dan ibu saya tenang. Hari itu juga ayah dan ibu mengurus kehilangan ke kantor polisi dan tempat pembelian motor. Saya saat itu tidak fokus uts karena kejadian hilangnya motor yang biasa saya pakai untuk pergi ke kampus.